Aku Tidak Tahu Judul yang Tepat. Aku Hanya Mengadu. 03:22

Tidak pernah sekalipun, aku merindu. Tidak pada wajah, kata, segala tentangmu. Menyebut namamu dalam doaku, adalah hal yang melelahkan.

Mana kutahu tanggal lahirmu! Kita berbincang saja, itu langka. Jangan kesal karena aku tidak memberi kado. Kau kan juga tidak beri aku kado.

Simpan saja senyum kita. Mulutku pegal untuk terus senyum sementara hatiku mengerut. Aku tidak suka basa-basi, terutama denganmu, tapi toh kita lakukan juga. Aku tahu kau tidak mau bicara lama-lama, aku juga sama. Aku masuk kamar saja, tidur.

Menyebut namamu dalam doaku, itu susah. Hati dan pikir menyerang aku, sepakat ’tidak’ untuk namamu. Aku mencoba tulus, menyebut namamu dengan tulus. Aku mencoba...

Tuhan, apakah doa ini akan berlangsung lama sekali? Ya atau tidak, tolong topang aku. Aku ingin sekali ini genap, bagi ibu dari keponankanku.

Untuk Keponakan Sayang 22:48

Pagi ini aku bangun dengan setumpuk rindu. Berkali mimpi tentangmu. Kamu belum bisa baca, jadi dengar saja...


Keponakan sayang, apa kabar? Aku kangen...
Sudah beratus kali turun hujan, jari kita tidak saling bertautan. Apa kamu sudah bisa bicara? Terakhir kali, kamu hanya teriak-teriak dengan bahasa yang lucu. Apa larimu sudah kencang? Terakhir kali, kamu menyelinap masuk ke kamarku.

Keponakan sayang, ingat aku kan? Aku tantemu, bukan sekedar orang asing yang gemar mencubit pipimu. Ingat aku kan? Aku saja ingat kamu, masa kamu tidak? Aku saja selalu rindu, apa kamu juga?

Keponakan sayang, suatu nanti, aku akan membawamu ke gereja. Mungkin kita akan dimarahi, biar saja! Kemudian kita akan menulis nama Tuhan yang tercinta dengan krayon pink. Menggambar pelangi dan bunga-bunga, memenuhi buku gambarmu, yang kita gambar spesial untuk Tuhan.

Bila malam tiba, aku bersyukur. Akhirnya dapat bertemu kamu di mimpi. Ingat, aku tantemu, bukan orang asing! Saat ku peluk nanti, entah nyata atau mimpi, tolong jangan lari. Aku bukan orang asing...