Sekapur Sirih 04:24

Catatan Harian.

Ciluk ba! :D

Salam persaudaraan!^^

Sabtu malam, dua puluh Maret 2010 jam tujuh lebih 36 menit waktu setempat, muncul tulisan di handphone saya yang menyatakan bahwa blog bermerk kupukupuberbahasa.blogspot.com telah resmi menjadi milik saya. Lah, saya shock aja gituuu! Selama saya terbang kian kemari di taman berbunga, saya ga pernah mimpiin punya blog, ga pernah berangan mengindahkan blog dengan pesona saya *hehe*.

Jadi asal muasalnya, tanpa basa-basi seseorang bertanya: kalau kamu besar mau jadi apa? *lho*. Bukan, bukan, maksud saya ia bertanya: kalau punya blog, mau dikasih nama apa? Setelah mengajukan beberapa nama, saya memutuskan memakai merk kupukupuberbahasa :D. Seseorang itu lalu meng’sms *bahasa apa ini?!* saya bahwa blog saya sudah jadi! Dan ketika saya lihat, lah udah ada sepuluh tulisan saya di blog ini :D. Seseorang itu adalah Leony Octavia, yang beken dengan nama “luni markonih”, dengan panggilan sayang saya, “ka’luni” atau “ka’lenong” *hehe*.

Saya suka nulis, tapi saya ga mau tulisan saya dibaca orang lain. Kenapa eh kenapa? Karena eh karena, saya takut jadi terkenal terus dikejar-kejar wartawan *ampuuun, saya jangan ditimpuk!* Sebenarnya, saya ngerasa cerita yang saya buat biasa-biasa aja, masih banyaaaaak tulisan yang jauh lebih okeh dari tulisan saya, inilah yang bikin saya minder *hehe*. Saya juga takut kelemahan dan kekurangan saya diketahui khalayak luas. Selain itu, saya juga merasa memiliki beban saat saya menulis hal-hal yang rohani. Secara moral, hati, logika, dan perasaan *tsaaah* saya harus mempertangungjawabkan tulisan saya, kepada masyarakat, terlebih kepada Tuhan.
Karena gregetan dengan prinsip saya, beberapa sahabat nyuruh saya nulis di buletin komunitas. Lalu ka’luni, bujuk rayu saya buat nulis di note facebook milik komunitas :P Nah, itulah awal saya berkomitmen untuk ngirim dua tulisan ke ka’luni, yang kemudian disiarkan oleh beliau 

Seringkali, minder dan malu itu datang lagi. Tapi ka’luni bilang, “jangan pernah menganggap remeh talenta yang udah Tuhan kasih”. Nahloh, saya mau tangkis dengan jurus apa lagi coba? Jadi saya pun mulai membuka diri untuk berbicara melalui tulisan :D. Setelah Tuhan, ka’luni adalah pendukung terbesar dalam karir saya *haha*. Beliau selalu memberikan motivasi yang positif, dan kata-kata yang HARUS saya dengar, bukan yang ingin saya dengar  Setelah Tuhan, seringkali ka’lunilah yang pertama kali membaca tulisan saya :D Ka’luni juga yang sering menuliskan ayat Alkitab dalam tulisan saya, dan membuat judul yang memuaskan, karena saya ga suka bikin judul :D. Rasanya tulisan saya jadi aneh kalau saya judulkan, saya jadi geli kalau baca judul yang saya bikin *hehe*. Tapi sekarang udah mulai belajar bikin judul :P

Terus kenapa harus kupu-kupu? Saya suka liat binatang yang lucu, juga suka dengan berbagai warna di bumi, tapi saya bukan pencinta salah satu jenis binatang atau warna tertentu. Jadi, kenapa harus kupu-kupu? Ini alasannya:
Seringkali saya merasa ga berguna, jadi seseorang yang biasa-biasa aja, ga ada spesialnya. Tapi ini sms dari seorang sahabat saya, “kupu-kupu tidak tau warna sayap mereka, tapi semua orang tau betapa indahnya mereka. Seperti kamu, kamu tidak tau betapa istimewanya kamu di mata-Nya”. Dalam sekali saudara-saudara! :D Sms ini lalu mengingatkan saya pada ayat ini, Yesaya 43:4a, “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia dan Aku mengasihi engkau,” Waw! Mengetahui bahwa saya begitu istimewa bagi Tuhan, saya ga bisa terus diam. Saya mau jadi kupu-kupu yang menyiarkan keindahan Tuhan dalam hidup saya, dan mengekspresikan kebaikan Tuhan melalui keterampilan berbahasa kupu-kupu, yakni membaca, menyimak, berbicara, dan menulis, tentang Tuhan, yang menjadi sumber tulisan saya, yang membuat cerita-cerita menarik bukan hanya dalam hidup saya, tapi kita semua, dan mereka yang telah pergi 

Cerpen, puisi, maupun catatan harian saya, dapat pemirsa saksikan di blog ini :D. Saya berharap tulisan ini jadi berkat buat para pembaca . Kalau ada yang mau copy-paste *emang ada yang mau yak? haha!* silahkan, silahkan, tapi merk blog ini tolong dilampirkan yaa, supaya saya tambah beken *hihi*.

Saya rindu, bukan saya yang terlihat dalam ucapan syukur, doa, harapan, dan keinginan yang saya rangkaikan dalam blog ini, tapi saya rindu bahwa Tuhan saja yang ditinggikan .

Terima kasih tak terhingga kepada Sang Cahaya Utama,
dan bintang-bintang yang menginspirasi saya.
Kalian membuat saya menjadi kupu-kupu yang spesial,
dan membuat hari-hari saya menjadi istimewa .

Kupu-kupu Berbahasa 03:15

Puisi.

kupu-kupu melayang dalam kata
isyarat dalam suka
sandi dalam bisu
duka dan semua terangkum dalam...
kata.

di bawah judul pertama, kedua, kesejuta
kupu-kupu bersandiwara
dalam tarian bahasa
lakon seribu, dua ribu

kupu-kupu bersenandung
dalam lagu yang tak dikenal
dalam lagu yang dikenal

menulis,
membaca,
mendengar,
berbicara
dengan hati
dengan berani

membuka mata
dan lihatlah bumi mengerling ketika...

ketika kupu-kupu berbahasa

21 maret 2010 21.40

Pilihan Pelangi 03:09

Cerpen.

Namanya Pelangi. Ia hidup di bumi dan karenanya ia juga memiliki pilihan-pilihan seperti makhluk bumi lainnya, manusia.

Pelangi dapat dengan bebas menaruh adiknya di atas lemari, sehingga sang adik dapat berhenti mengacaukan pembuatan makalahnya. Namun Pelangi memilih untuk bermain bersama adik kecil selama lima belas menit, lalu berkutat kembali di depan komputer.

Berbohong sedikit pastilah hal yang lumrah untuk gadis seusianya, lagipula Mama tidak akan mengerti bahwa semua gadis di dunia membutuhkan itu. Tapi Pelangi memilih mengaku pada Mama bahwa ia mengambil selembar uang berwarna biru untuk membeli perfume, walaupun ia tahu bahwa pengakuan itu berarti tidak akan ada uang saku selama tiga hari.

Setelah putus, Pelangi dapat menjalin hubungan yang lebih berani, lebih menghebohkan, untuk menunjukkan pada mantannya, pada kekasih mantannya, bahwa ia adalah salah satu gadis terkenal dan dapat dengan mudah mencari pengganti. Tapi Pelangi memilih untuk menunggu, dan menanti yang terbaik untuknya.

Selalu ada kesempatan untuk mengintip “majalah kaum dewasa” milik seorang penghuni kelasnya, namun Pelangi memilih untuk menutup mata walaupun ia penasaran juga.
Pergi ke mall pada hari Minggu bersama teman-teman yang lama tak ditemuinya pastilah amat sangat menyenangkan, tapi Pelangi tetap memilih untuk beribadah di gereja walau ia tahu, ia akan dicap sebagai “si sok rohani”.

Pelangi tak dapat memilih di keluarga mana ia akan dilahirkan, dibesarkan. Tapi ia dapat pergi dari rumah dan bila beruntung, ia akan diasuh oleh keluarga tanpa “piring terbang”. Meskipun demikian, ternyata Pelangi memilih untuk bertahan, dan tetap berlutut dalam doanya.

Ia tidak dapat menentukan, apa yang akan terjadi esok hari, untuk hal apa lagi air matanya akan tertumpah. Ia bisa mengambil sebotol obat serangga dan meminumnya dalam sepuluh detik. Tapi ia memilih untuk berharap dan percaya pada Sang Pencipta yang menciptakan hari-hari dalam hidupnya.

Begitu banyak pilihan, sangat membingungkan. Tidak semua pilihan yang dipilih membuat Pelangi senang, tenang, puas diri. Kadang ia merasa takut, khawatir, tertuduh, benarkah ini atau itu adalah pilihan yang tepat?

Meskipun pikiran dan hati Pelangi bingung, dan semakin bingung dengan semua pandangan dan pendapat berjuta orang di sekelilingnya, tapi hidup bagi Tuhan tak pernah disesalinya. Pelangi selalu memiliki pillihan. Ia bisa saja lari, sembunyi, menolak. Tapi Pelangi memilih untuk menghadapinya. Benar-benar tak ragu sedikitpun ia, bahwa hidup bagi Tuhan yang begitu mengasihi Pelangi, adalah pilihan yang paling menyenangkan untuknya. Pilihan yang kadang sulit... Tapi sulit bukan berarti tidak mungkin kan?

Pelangi sudah memilih. Nah, bagaimana denganmu?